Blog ini sedang dalam masa pemeliharaan.

Saya Upgrade Jam Tangan ke Huawei Watch GT 5 Pro

Impulsif berkedok butuh gear canggih untuk melacak aktivitas olahraga
6 menit dibaca

Menjajal fitur tracking sepeda di Huawei Watch GT 5 Pro

Bukan saya kalau tidak update soal perkembangan teknologi terbaru. Belakangan ini, jenama yang diboikot oleh Negeri Paman Sam merilis jam tangan yang dari iklannya saja sudah membuat saya tercengang. Bagaimana tidak, dengan harga hampir setengah dari jam tangan pintar merek buah, fitur dan teknologi yang ditawarkan sangat-sangat mumpuni yang sesuai dengan kebutuhan saya. Yap, belakangan ini (tumben) saya makin giat berolahraga, terutama semenjak sudah aktif berlangganan di pusat kebugaran tak jauh dari kosan. Di sisi lain, meskipun sudah masuk musim penghujan, beberapa kali saya menyempatkan untuk gowes baik dalam agenda pribadi maupun bersama komunitas. Dan acapkali latihan baik kardio atau angkat beban inilah saya butuh untuk aktif merekam progres latihan saya, terutama untuk detak jantung serta banyaknya kalori dibakar setiap latihan. Dan muncullah iklan jam tangan ini, tanpa pikir panjang, Rabu (16/10) dini hari, saya putuskan untuk checkout dari keranjang.

Sebenarnya, salah satu alasan saya memberanikan diri untuk checkout adalah bundling benefit yang didapat saat pembelian. Selain harganya sudah dikorting dari semula Rp4.999.000 menjadi Rp4.529.000, saya juga mendapat vocer promo dari Shopee hingga pesanan saya senilai Rp4.080.000 saja. Di sisi lain, pembelian di periode awal ini (hingga 31 Oktober 2024) akan mendapat bonus Huawei FreeBuds 5i senilai Rp1.099.000. Oh tentu saja tanpa perlu banyak pertimbangan, saya langsung checkout ini barang wgwg.

Dari dulu memang saya adalah pengguna setia gelang maupun jam tangan pintar. Berawal dari Xiaomi Mi Band 3 yang awet bener sejak 2016 bahkan dulu sering dipakai untuk berenang, saya ganti ke gelang Samsung Galaxy Fit yang dapat dari bonus pembelian hape Samsung A70 pada 2019. Sayangnya gelang ini lebih rapuh dari Mi Band 3 saya sehingga di 2020 akhir saya putuskan ganti ke Mi Watch generasi pertama. Jam tangan inilah yang jadi smartwatch pertama saya hingga medio Oktober 2024 ini. Dan setelah merasa strapnya sudah sempit (walau bisa diganti aja sih, hehe), dan adanya kebutuhan untuk melacak semua aspek wellbeing, akhirnya saya tergerak untuk ganti jam, setelah empat tahun penggunaan.

Dan inilah impresi saya dengan Huawei Watch GT 5 Pro, setelah kurang lebih sebulanan penggunaan.

Unboxing

Setelah menunggu smartwatch yang notabene dikirim menggunakan jasa anteraja Same Day ini, beruntung paket diterima dengan aman: tidak ditukar kurir nakal, maupun rusak karena pengiriman. Meski same day, tapi saya hampir saja putus asa kalau semisal jam tangan datang keesokan harinya. Maklum, gudang Huawei ada di Tangerang sedangkan saya di Tangerang Selatan, namun pengiriman harus melalui hub di Jakarta Pusat. Beruntung kurir tiba sebelum saya mulai bersepeda, tepat saat akan berangkat.

Bisa dibilang Huawei Watch GT 5 Pro ini worth gila karena terbeli dengan kalkulasi Rp3.080.000 saja

Paket yang datang dibungkus dengan bubble wrap tebal. Membukanya mudah saja, cukup gunting area selotip dan buka perlahan. Dan tada, kardus hitam di tangan. Untuk melihat jam tangan, cukup dorong kardus dari salah satu sisi samping, jam tangan elegan itu pun menyembul di tengah-tengah.

Kesan pertama, jam tangan tampak sangat elegan

Bonus Huawei Freebuds 5i, lumayan cadangan headset atau buat hadiah

Langsung saja saya keluarkan, lalu baca buku panduan untuk menyalakan jam tangan untuk kali pertama. Pairing? Mudah, cukup pindai kode yang muncul di layar jam dengan Google Lens. Nanti kode QR akan membuka laman Huawei App Store ke aplikasi Huawei Health. Dari aplikasi inilah nanti proses pairing akan otomatis mendeteksi jam tangan di sekitar menggunakan Bluetooth. Setelah cocok kode dari kedua perangkat, waktunya gowes. Gowes? Ya, karena memang sudah jadi agenda rutin tiap Rabu malam.

Halo Harmony OS

Setiap fitur akan meminta perizinan dahulu untuk pertama kali, concern privasi

Bagus sih, setidaknya mereka meminta izin pengguna sebelum melacak aktivitas mereka

Tampilan UInya cakep, ketimbang Mi Watch

Look and Feel

Jujur saya suka dengan model jam tangan ini. Tampak sporty, dan menambah sedikit kadar kegantengan saya plus rasa percaya diri meski tetap harus pakai masker biar ngga worry. Tampilan bingkainya yang berbentuk segi delapan membuatnya sedikit gahar, pun warnanya juga cocok dengan beragam outfit dan kendaraan yang saya miliki. Alhasil pertama kali lihat komersilnya di internet, saya langsung jatuh hati. Belum lagi iklan jam tangan ini muncul di beragam media, terutama videotron. Lengkap sudah proses cuci otaknya.

Yah jadi agak good looking kalau dilihat-lihat

Ya walau masih pemula ngga papa kan datang rutin ke gym hehe

Strapnya dari karet membuat saya nyaman walaupun jam tangan ini telah bertengger selama berjam-jam. Satu hal yang masih jadi pertanyaan, apakah strap ini akan lekas rusak ketika sering terkena keringat dan air? Pengalaman dengan Mi Watch dulu setelah kurang lebih satu tahun pemakaian, strap karetnya rusak. Ganti ke strap logam pun tidak nyaman karena tidak jua empuk dan membuat saya sering melepas Mi Watch.

Oh wow, ganteng gila. Strapnya dengan mekanisme detachable

Untuk Aktivitas Harian dan Olahraga

Sebagai budak korporat, saya pergi ke kantor setiap Senin dan Selasa. Selama dua hari inilah saya berbusana yang cukup proper karena bekerja di kawasan elit, walau saya gembel heu. Beruntung apapun outfit yang saya gunakan, bagaimanapun rupa warna busananya, jam tangan ini berhasil blend-in di sana. 

But first, lemme take a selfie


Saya muslim, jadi sudah barang tentu ibadah lima waktu. Jam tangan ini tidak pernah lepas dari lengan saya kecuali saat akan mandi. Dan bersamaan dengan itu, air berulang kali masuk ke bagian dalam jam, tentunya, karena terdapat lubang untuk mikrofon dan speaker. Untungnya sudah berperingkat 5ATM dan sertifikasi IP69K yang berarti bisa tahan air bahkan ketika digunakan maupun berenang atau menyelam di air tawar berkedalaman 50 meter selama 10 menit. Untuk air laut konon mampu dibawa diving hingga 40 meter karena sudah berstandar EN13319. Tentu saya tidak akan pernah gunakan jam tangan ini untuk kedua aktivitas tersebut karena thalassophobia, hehe.

Satu hal yang saya sadari sebagai pesepeda, jam tangan ini benar-benar melacak rute sepeda saya dengan akurat. Ya mungkin teknologi terbaru Huawei yakni Sunflower Positioning System benar-benar bekerja seakurat itu. Tapi yang saya rasakan, ketika akan mulai berolahraga yang memerlukan konektivitas GPS, agak lama untuk mendapatkan koordinat posisi saya.

Tampilan UI ketika berolahraga yang membutuhkan GPS, jam tangan akan memindai posisi dahulu

Bersepeda memang sudah jadi olahraga kardio favorit saya. Selain itu, untuk olahraga angkat beban, saya juga manfaatkan fitur di jam tangan ketika di kelab kebugaran. Satu hal yang saya segera sadari adalah absennya pelacak olahraga jenis pemanasan. Ya, pemanasan itu vital ketika akan memulai latihan lalu diakhiri dengan pendinginan. Sayangnya kedua mode ini tidak muncul dari fitur pelacakan olahraga. Terpaksa saya gunakan opsi olahraga 'Lainnya' untuk melacak pembakaran kalori dan detak jantung ketika stretching. Olahraga lain yang masih memanfaatkan alat-alat gym juga banyak yang absen. Alhasil untuk latihan di gym, saya hanya bisa menggunakan mode latihan 'Fungsional' atau 'Kekuatan', tergantung pada konteks alat yang digunakan. 

Deteksi rute yang sangat akurat

Peta di Petal Maps akan muncul ketika region telah diunduh ke jam, pun menyesuaikan mode gelap terang sesuai siang atau malam hari

Tampilan UI ketika sedang latihan, beragam metriks tubuh ikut direkam

Mudahnya mengganti lagu karena konektivitas Bluetooth yang responsif parah

Apabila di Mi Watch ada mode berkendara, di jam tangan ini juga absen. Ekspektasi saya ketika ada mode berkendara, Ia akan melacak rute dan detak jantung laiknya mode bersepeda. Yap, sebagai solo traveler, saya gemar mengendarai motor saya, apalagi setelah upgrade ke motor cruising. Kemungkinan saya akan lebih sering berkendara jarak jauh. Sayang sekali mode berkendara tidak ada, hehe.

Andaikata ada fitur rute dan mode bersepeda motor, sempurna sudah

:: I Wonder As I Wander ::


Cuma seorang pejalan yang gemar memaknai hubungan sosial.

Anda mungkin menyukai postingan ini

  • Tak terasa sudah 9 bulan saya menggunakan Vivo X50 ProOke, jadi pos ini dibuat setelah kurang lebih sembilan bulan saya menggunakan ponsel terbaru saya: Vivo X50 Pro. Ponsel keluar…
  • Sebagai kelas pekerja yang mengais pundi-pundi rupiah di wilayah dengan UMR termurah, tentu saya kudu cermat dalam mengelola keuangan. Apalagi saya tidak sedang tinggal di rumah—me…
  • Menjajal fitur tracking sepeda di Huawei Watch GT 5 ProBukan saya kalau tidak update soal perkembangan teknologi terbaru. Belakangan ini, jenama yang diboikot oleh Negeri Paman Sam…
  • iPad Pro M2 2022 256GBEntah apa yang saya pikirkan waktu itu tiba-tiba memantapkan diri untuk membeli tablet pabrikan buah ini. Pada awalnya saya pikir piranti baru dapat meningkat…
  • Xiaomi Mi Watch dengan beragam kustomisasi tampilan jamnyaKurir paket menghubungi saya kalau barang yang saya pesan: Mi Watch, sudah tiba di tujuan. Memang saya yang salah tidak me…

Posting Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.